Irma Suryani Chaniago Berani Tuduh: Roy Suryo Ahli Telematika Abal-Abal, Ijazah Tidak Sesuai

Irma Suryani Chaniago Berani Tuduh: Roy Suryo Ahli Telematika Abal-Abal, Ijazah Tidak Sesuai



Berikut adalah profil dari Irma Suryani Chaniago, orang yang tidak ragu untuk mengatakan bahwa pakar telematika Roy Suryo merupakan peneliti palsu.

Belum lama ini seorang politisi meragukan keahlian Roy Suryo dalam menginvestigasi ijasah Jokowi.

Menurut Irma, Roy tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang telematika sebagaimana yang disebutkan oleh dirinya sendiri.

Pada kasus ijazah Jokowi tersebut, Roy menyatakan dirinya adalah seorang peneliti independen yang dimintai bantuan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).

“Ia merupakan seorang peneliti lepas yang pernah diajak untuk menyelidiki hal tersebut,” ujarnya.

Menurut temuan penelitian yang dilakukannya, Roy menyatakan bahwa skripsi Jokowi tidak sah.

Karena dia yakin skripsi yang ditulis adalah palsu, Roy meragukan keaslian ijazahnya juga.

“Seperti halnya antara ayam dan telur,” ujarnya.

AA1FQRHP Irma Suryani Chaniago Berani Tuduh: Roy Suryo Ahli Telematika Abal-Abal, Ijazah Tidak Sesuai

Meskipun demikian, temuan yang dicapai oleh Roy Suryo sangat bertolak belakang dengan hasil dari Laboratorium Forensik (Labfor).

Bareskrim Polri mengkonfirmasi bahwa Jokowi memang sempat menempuh studi di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dari tahun 1980 hingga 1985.

Polisi pun mengungkapkan adanya bukti terkait Jokowi yang diduga melakukan korupsi, mulai dari skripsi hingga wisuda.

Dan seluruh bukti itu dikirim ke Labfor untuk dicek dan akhirnya ditetapkan sebagai autentik.

Berdasarkan hasil itu, Bareskrim Polri memilih untuk tidak meneruskan tindakan hukum terhadap laporan TPUA mengenai dugaan ijazah palsu.

Irma Suryani Chaniago menyebut bahwa langkah melanjutkan proses hukum itu sebenarnya tidak diperlukan.

“Tidak perlu,” ujar Irma di TVOne.

Saya malah ragu tentang keahlian Roy Suryo.

“Justru saya mencurigai bahwa Roy Suryo bukanlah seorang peneliti sungguhan, melainkan seorang penipuan,” ungkapnya.

Menurut dia, Bareskrim Polri serta UGM seharusnya menyelidiki pula keabsahan ijazat Roy Suryo.

“Selayaknya kita meminta Puslabfor dan UGM menyelidiki Roy Suryo pula,” ujarnya.

Sejauh ini Roy Suryo menyatakan dirinya sebagai ahli dalam bidang telematika.

Tetapi menurut Irma, Roy tidak pernah mengikuti pendidikan dalam bidang tersebut.

AA1FQZy7 Irma Suryani Chaniago Berani Tuduh: Roy Suryo Ahli Telematika Abal-Abal, Ijazah Tidak Sesuai

Ia mengklaim dirinya seorang peneliti dalam bidang telematika meskipun gelarnya tidak cocok untuk itu. Dia belum pernah mendapatkan pendidikan di bidang telematika,” ujar Irma. “Lalu siapakah orang yang menjadikannya sebagai pakar dalam bidang tersebut?

Roy Suryo dikenal sebagai mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dia melanjutkan pendidikan pascasarjana dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Roy pun menyatakan dirinya berhasil menyelesaikan program Doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Irma mengatakan bahwa dirinya mencurigai orang tersebut sebagai spesialis telemedicine palsu.

Karena sangat marah, Irma mengangkat kembali skandal suap yang melibatkan Roy Suryo.

“Jadi ga usah juga terlalu banyak cerita. Panci mana panci. Mau bicara moral lho panci aja gak punya moral, mau bicara moral yang lain-lain,” kata Irma.

Perlu diingat bahwa Roy Suryo sempat terlibat dalam skandal perlengkapan saat menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.

Dia dikabarkan telah mengambil ribuan item peralatan rumah tangga yang dimiliki oleh Kemenpora.

Roy juga diharuskan untuk mengembalikan 3.226 perabotan yang merupakan milik negara.

Sebagai akibat dari skandal itu, Roy Suryo mendapat julukan Dewa Panci.

Irma Suryani Chaniago terkejut dengan fakta bahwa Jokowi, yang telah memegang jabatan sebagai Wali Kota, Gubernur, dan bahkan sampai menjadi Presiden, tetap dipertanyakan mengenai asli atau tidaknya ijazahnya.

“Itulah yang disebut mengada-ngada,” ujar Irma.

Dia menyebut bahwa Roy Suryo melakukan penelitian tidak berdasarkan kebutuhan ilmiah.

Menurut Irma, tujuan Roy hanyalah untuk menciptakan kekacauan.

“Iris mengatakan bahwa dia meragukan orang tersebut sebagai pakar telemedicine yang sebenarnya, tetapi lebih mungkin hanya ingin menciptakan kekacauan,” katanya.


Sosok Irma Chaniago

Nama penuhnya adalah Irma Suryani Chaniago dan dia dilahirkan di Metro, Bandar Lampung pada tanggal 6 November 1965.

Menurut sumber Wikipedia, Irma merupakan seorang politisi dari Partai NasDem yang telah menjadi anggota DPR-RI mulai tanggal 7 Desember 2021. Dia mengambil alih posisi tersebut setelah Percha Leanpuri wafat pada 19 Agustus 2021.

Pada masa mudaanya, Irma Suryani Chaniago terlibat dalam banyak perkumpulan.

Menurut laporan dari Tribunnews, dia sebelumnya telah berperan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) untuk Serikat Buruh Maritim & Nelayan Indonesia (SBMNI), serta menjabat sebagai Ketua MPO Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (SBPI).

Ketika bergabung dengan Partai NasDem, Irma sempat menempati posisi sebagai Wakil Ketua DPP pada tahun 2012.

Sekarang dia mengepalai Divisi Kesehatan, Wanita & Anak di Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem.

Sebelumnya, pada tahun 2000, Irma telah menjabat sebagai Ketua Umum Serikat Buruh dan Nelayan Indonesia.

Pada tahun 2014, dia dipilih sebagai anggota DPR RI untuk masa jabatan 2014-2019 pada pemilihan legislatif yang sama tahun tersebut lewat daerah pemilihan Sumsel II.


Pendidikan dan Awal Karier

Irma mengenyam pendidikan dasarnya di SD Tauladan Metro (1972–1979), dilanjutkannya dengan studi menengah pertama di SMP Negeri III Palembang (1979–1982) sebelum pindah ke SMA Negeri III Samarinda untuk menuntaskan sekolah lanjutan tingkat atasnya pada tahun 1982 hingga 1985. Dia kemudiannya menerima pelatihan diploma dalam bidang Manajemen dari AMP/YKPN antara tahun 1986 sampai 1990, setelah itu dia mendapatkan derajad Sarjana dalam Bidang Studi Manajemen yang diperoleh dari STIE selama periode waktu 1999-2001.

Karir profesinya dimulai di PT Pelindo sebagai Staf Senior dari tahun 1992 hingga 1998. Kemudian dia ditunjuk sebagai Sekretaris Direktur Utama di PT Pelindo 2 pada periode antara 1993 sampai dengan 2000, sekaligus memegang posisi Manajer di PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok yang berlangsung selama 1998-2014. Selanjutnya, Irma pernah menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Pelindo 1 mulanya dari tahun 2020 hingga 2021 dan saat ini ia aktif dalam jabatan Komisaris di PT Pelindo Holding.

Irma terkenal karena keaktifannya dalam berbagai organisasi. Dia mendirikan MPI pada tahun 2016 dan saat ini memegang posisi sebagai Ketua Umum Garda Wanita NasDEM dan Gemuruh NasDem dari tahun 2014 hingga 2020. Selain itu, dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kaukus Perempuan Parlemen RI antara tahun 2014 sampai 2019, serta mengemban tugas sebagai Wakil Sekjen di Ormas Nasional Demokrat dan telah menjadi Wakil Ketua DPP Partai Nasdem sejak 2012.

Di samping itu, dia mengemban kepemimpinan dalam beberapa asosiasi wanita seperti klub Wanita Indonesia Satu sejak tahun 2005, serta pernah menjadi sekretaris jenderal untuk Solidaritas Buruh Maritim dan Nelayan Indonesia pada tahun 2004.

Irma turut aktif dalam gerakan pekerja dan nelayan, termasuk sebagai Ketua Umum Serikat Buruh dan Nelayan Indonesia serta Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi SP JICT dari tahun 2000 hingga 2004. Selain itu, ia menduduki posisi Dewan Pembina di SBPI.

Berkat prestasi kerjanya, Irma Suryani Chaniago sudah mendapatkan berbagai macam pengakuan seperti Penghargaan Anggota DPR Unggulan serta Kader Terbaik dari Partai PNBK.


(*/ )


Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News


Perhatikan pula berita atau info tambahan di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel


Berita viral lainnya di
Tribun Medan

Post Comment