Dekan Bantu Jaga Keberadaan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Meski Ada Perubahan

Dekan Bantu Jaga Keberadaan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Meski Ada Perubahan

AA1GoBxd Dekan Bantu Jaga Keberadaan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Meski Ada Perubahan



– Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB), Slamet Budijanto, menggarisbawahi bahwa hingga kini Fateta tetap berada di IPB.

Itu dia yang ia sampaikan setelah membuka diskusi akademis berjudul “Evolusi Paradigmatik Peran Teknologi Pertanian dalam Menghadapi Tantangan Pengembangan Pertanian Menuju Indonesia Emas”. Acara tersebut digelar di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat pada hari Senin, 9 Juni 2025.

“Maka pada kenyataannya, Fateta sampai sekarang masih beroperasional. belum resmi dibubarkan,” jelas Slamet.

Slamet menyatakan bahwa perpindahan prodi yang terdapat di Fateta dikarenakan adanya surat keputusan dari pihak rektor.

Di samping itu, terdapat pula keputusan oleh para dosen program studi di Fateta yang sepakat memindahkan lokasi ke Sekolah Teknik.

“Pertanyaannya adalah apakah program studi yang dimaksud lebih baik bergabung dengan Sekolah Teknik atau tetap berada di Fateta? Kami membahas tentang efisiensi, produktitas, dan semua aspek lain dari kelanjutan program studi tersebut untuk sekarang ini memilih masuk ke Sekolah Teknik,” jelasnya.

Jika mendapat banyak penolakan dari berbagai pihak, Slamet tidak keberatan apabila program studi tersebut kembali ke Fateta.

Hal ini juga memberikan kesempatan untuk mengupas kembali pemindahan Fateta ke Fakultas Teknik berdasarkan masukan yang diberikan terkait rancangan kurikulumnya.

“Sekarang jika ingin mengembangkan kembali (naskah akademiknya), silakan bentuk tim untuk menyusun naskah akademik baru, melalui proses yang sama seperti sebelumnya, agar naskah akademis dapat ditandingi oleh naskah akademis lain,” jelasnya.

Sekolah Teknik malah meneguhkan pengetahuan-pengetahuan di Fateta.

Slamet pun menegaskan bahwa penempatan prodi Fateta dalam Sekolah Teknik tak mengakibatkan pengurangan kualitas yang sudah ada di Fateta.

Menurut Slamet, keberadaan Sekolah Teknik malah semakin menguatkan pelajaran-pelajaran yang sudah lama disampaikan di Fateta.

“Saya yakin keilmuan-nya malah semakin kuat, tidak lemah. Saya pastikan hal ini,” terang Slamet.

Sekarang giliran pendirinya dan mantan Dekan Fateta IPB, Florentinus Gregorius Winarno, yang mengungkapkan keraguan tentang masa depan Fateta IPB pasca berdirinya fakultas teknik lainnya.

Sebenarnya, menurut Winarno, Fateta IPB telah melahirkan banyak figur penting yang memengaruhi sektor pertanian secara global.

“Fateta tidak dibuat semata-mata untuk melahirkan insinyur, namun juga untuk membentuk para pemimpin sektor pertanian dunia,” ungkap Winarno saat berbicara di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, pada hari Senin, 9 Juni 2025.

Winarno, yang pernah menjadi Presiden Komisi Codex Alimentarius (CAC) dari tahun 1991 hingga 1995, juga menekankan bahwa Fateta merupakan alma mater di mana orang-orang tumbuh dan berkembang dengan pendidikan mereka.

Bukan hanya sebuah struktur akademik yang dapat dimodifikasi begitu saja tanpa menghargai nilainya secara sejarah maupun fungsi.

“Saya menciptakan dosen-dosen bertaraf internasional. Bahkan pada awalnya kita menetapkan 17 Sekolah Menengah Teknik (STM) untuk Pembangunan Pertanian yang sekarang telah berubah status menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun sayang sekali, semangat kerja sama saat ini sudah meredup,” ungkap Winarno.

Post Comment