Brimob Kelapa Dua dan Kostrad Cilodong: Solusi Latihan Militar Khusus untuk Siswa Nakal di Depok

Brimob Kelapa Dua dan Kostrad Cilodong: Solusi Latihan Militar Khusus untuk Siswa Nakal di Depok


Laporan jurnalistik oleh M Rifqi Ibnumasyortic


, CIMANGGIS

– Pemerintah Kota Depok sedang memeriksa kembali program pendidikan bertema militer untuk murid-murid bandel yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Wali Kota Depok, Supian Suri mengatakan ada dua pilihan yang berkaitan dengan cara implementasi dari program tersebut.

Pertama, apabila memungkinkan, Pemkot Depok berkeinginan untuk ikut serta bersama Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam mengimplementasikan program tersebut.

“Sejak awal, dalam hal mekanisme perencanaan anggarannya, kami masih menghitungnya, sehingga belum bisa dipastikan apakah kita dapat bergabung dengan Purwakarta,” jelas Supian pada hari Selasa, 6 Mei 2025.

Alternatif kedua, apabila program pendidikan bertema militer dijalankan di area Kota Depok.

Mengacu pada pernyataan Supian, Mako Brimob Kelapa Dua serta Kostrad Cilodong sudah siap bila dimintakan sebagai tempat.

“Yang kedua sebenarnya di tempat kami juga terdapat berbagai satuan seperti Kostrad dan Brimob yang siap jika program tersebut akan dilaksanakan di Kota Depok,” katanya.

Berkenaan dengan program itu, Supian sudah membahasnya dengan Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana serta Dandim 0508 Depok, Kolonel Inf Iman Widhiarto.

“Semoga kita dapat tetap menjalin komunikasi secara berkala dan memberi wadah bagi para orangtua, terutama mereka yang memiliki anak istimewa namun menghadapi tantangan, sehingga perlu dididik melalui institusi seperti TNI atau Polri,” katanya.


Arahan Gubernur Jabar

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan alasannya terkait implementasi program pendidikan bertema militer bagi para pelajar yang bermasalah.

Berdasarkan pendapat Kang Dedi, ada banyak masalah yang dihadapi oleh anak-anak bandel dan orang tua mereka tidak mampu menanganinya.

“Sebagai contoh, jika anak sudah terbiasa meminum obat Eximer, tentunya hal ini sulit dilakukan; begitu pula dengan rutinitas minum cairan beralkohol dan penggunaan narkoba yang juga menantang. Hal tersebut dapat menghabiskan uang orang tua,” ungkap Kang Dedi saat berkunjung ke Mapolres Metro Depok pada hari Selasa, 22 April 2025.

“Saya telah menghadapi berulang kali kasus anak-anak yang terlanjur ketagihan obat-obatan hingga depresi, membakar rumah, bahkan ancaman kepada orang tua mereka sendiri. Akhirnya, mereka bertindak seolah-olah gila di dalam rumah, sehingga membuat kedua orangtuanya merasa tidak mampu,” jelasnya lebih lanjut.

Kang Dedi menambahkan, untuk menangani siswa nakal diperlukan metodologi kedokteran, psikologi, termasuk pendekatan militer.

“Nah kelihatannya kan Tiongkok itu saya melihat melakukan itu, sehingga anak-anaknya penuh harapan, kemudian energik dan ini adalah untuk masa depan,” pungkasnya. (m38)

Post Comment