Bagaimana Saudi Menjemput Haji Gelap: Drones dan Kecerdasan Buatan Membantu
,
Jakarta
– Pemerintah
Arab Saudi
sudah mendorong kembali sekitar 269.678 jemaah Muslim yang berusaha masuk ke Mekkah tanpa persetujuan saat musim ibadah.
Haji
Pemerintah pun mengadopsi pendekatan yang kuat dengan menerapkan teknologi majemuk semacam drone ( pesawat tak berawan ) serta kecerdasan buatan ( AI ) guna mengejar para calon haji yang tidak sah.
Pada konferensi pers, pejabat Arab Saudi menyatakan bahwa hanya orang dengan izin resmi yang boleh melakukan ibadah haji, bahkan jika mereka menetap di kota tersebut sepanjang tahun. Untuk setiap individu yang menjalankan haji tanpa memiliki ijin, berbagai sanksi telah ditentukan. Sanksi ini bisa mencakup denda senilai maksimal 100.000 riyal Arab Saudi (sekitar Rp447,4 juta), atau bentuk hukuman tambahan lainnya.
Pejabat sudah mengenakan denda pada lebih dari 23.000 warga negara Arab Saudi akibat pelanggaran aturan haji serta membatalkan izin usaha sebanyak 400 perusahaan yang bergerak di bidang haji. Seperti dilaporkan oleh
Euro News
, Letnan Jenderal Mohammed Al-Omari mengatakan kepada media “peziarah ada di hadapan kami, dan siapa pun yang tidak patuh ada di tangan kami.”
Arab Saudi tidak hanya berfokus pada kelompok umat Islam yang melakukan aktivitas tanpa izin, tetapi juga mengincar jaringan di belakang usaha-usaha tak sah itu seperti supir, perusahaan tour, dan mereka yang menjalankan wisata illegal.
Hukuman yang berlaku meliputi tahanan, denda, serta pengusiran untuk bukan warga negara. Pejabat itu menegaskan, “Kita tidak sekadar membatalkan orang perorangan, tetapi juga meruntuhkan jaringan yang mensupport mereka.”
Menggunakan Drone Berteknologi Canggih
Menurut laporan
Gulf News
, Arab Saudi menggunakan teknologi pesawat tak berawan (drone) untuk menemukan para jemaah haji secara illegal. Pesawat tanpa awak tersebut dipersenjatai dengan kamera terdepan untuk melacak serta mencegah jamaah haji yang tidak memiliki persyaratan formal dari masuk ke area-area suci.
Dalam klip yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Keamanan Publik Kerajaan Arab Saudi, tampak adanya drone sedang melakukan pengawasan di jalur padang pasir terisolasi tersebut.
Pejabat menyebutkan bahwa drone yang terus menerus beroperasi selama 24 jam sehari adalah bagian penting dari peningkatan tindakan keamanan yang dilakukan pada tahun ini.
Mereka mengawasi wilayah dengan risiko tinggi dan memberikan siaran langsung ke pusat perintah yang diatur oleh analis keamanan profesional.
Video tersebut mengungkap cara di mana teknologi digunakan untuk menjaga keamanan jamaah haji,” ujar perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri. “Adanya jemaah haji tanpa izin menciptakan masalah dalam hal keamanan maupun logistik. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan seperti itu.
AI yang Dapat Mengenali Tindakan Tak Biasa
Lebih lanjut, pakar drone, insinyur Hussein Al-Andas mengatakan kepada
Al Arabiya
Yang dimaksud adalah bahwa drone yang dipergunakan saat musim haji sudah diperlengkap dengan teknologi pengawasan mutakhir. Teknologinya meliputi kamera termal dan kamera low light, alat transmisi langsung bagi petugas keamanan, serta kapabilitas terbang mandiri pada ketinggian ekstrem.
Ini memungkinkan drone untuk melakukan pengawasan berkelanjutan tanpa perlu dioperasikan secara manual oleh manusia.
Al-Andals menyatakan bahwa untuk menemukan pelanggaran, drone beroperasi dengan memeriksa pola pergerakan serta tingkah laku. Menggunakan dukungan dari kecerdasan buatan (AI), drone bisa mengidentifikasi orang-orang yang tidak ikut dalam barisan jemaah sah atau melintasi rute-rute yang meragukan.
“Perilaku seperti itu akan dikelompokkan menjadi tindakan yang mencurigakan. Pesawat tanpa awak juga secara berkala memeriksa daerah terbuka serta garis batas di sekitar tempat ibadah guna mendeteksi usaha menyelinap masuk dari jalan setoran resmi,” ujarnya.
Setelah itu bila pesawat tanpa awak tersebut mengidentifikasi kendaraan atau orang yang mencurigakan, posisinya segera dikirimkan ke markas utama, lalu dari situ diteruskan kepada regu operasi yang berada di seluruh wilayah Kota Makkah.
Berkat kapabilitasnya yang bisa terbang dengan autonomi tinggi, drone mampu mengejar para pelaku hingga mencegah mereka menyembunyikan diri ataupun kabur sebelum petugas keamanan datang. Bahkan ada beberapa jenis drone yang sudah dipersenjatai dengan sistem speaker guna memberikan pesan peringatan langsung kepada sang pelanggar.
Al-Andas menilai penggunaan drone selama musim haji membawa banyak manfaat, seperti kemampuan memantau lebih banyak pelanggar berkat jangkauan penglihatannya yang luas, mengurangi ketergantungan pada petugas dalam tugas-tugas berisiko tinggi, mempercepat respons terhadap keadaan darurat, dan membantu mencegah kerumunan yang tidak semestinya.
“Seluruh hal tersebut turut meningkatkan keamanan dan kenyamanan untuk para jamaah yang taat aturan,” ujarnya.
Post Comment