9 Kebiasaan Harian yang Merusak Dana Darurat
,
JAKARTA – Keberhasilan keuangan tidak hanya terletak pada besarnya pendapatan yang Anda peroleh, tetapi juga pada cara Anda mengatur aset yang dimiliki serta menyalurkan dana secara cerdas agar bisa digunakan semaksimal mungkin.
Banyak orang secara tidak sengaja memperkuat kebiasaan yang menghalangi perkembangan keuangan mereka. Menyadari serta menangani kebiasaan tersebut bisa menjadi langkah awal untuk mencapai kesejahteraan dan ketahanan financial.
Dikutip dari timesofindia, berikut merupakan beberapa kebiasaan yang mungkin patut Anda cek jika Anda sering kali bekerja keras demi memperoleh uang hingga hari terakhir bulan tiba.
Menyelesaikan kebiasaan buruk tersebut membutuhkan kesadaran pribadi, kedisiplinan, serta cara penanggulangan yang aktif dalam mengatur keuangan.
Perhatikan 9 kebiasaan yang dapat membuat Anda merasa lelah
tabungan
1. Kehidupan yang melebihi batas kemampuan Anda
Mengeluarkan dana dalam jumlah besar tanpa henti melebihi penghasilan Anda merupakan jalan cepat menuju kerugian finansial. Contohnya, sering kali pergi makan di restoran. Meskipun makan di luar bisa menawarkan kenyamanan dan kepuasan, namun terkadang biayanya sangat tinggi.
Mengunjungi restoran atau mengambil pesanan makanan siap santap secara teratur bisa meningkatkan biaya pengeluaran kamu, sehingga memberatkan anggaran pribadi. Kebiasaan semacam ini kerap berujung pada pinjaman uang serta beban ekonomi yang sulit dikelola. Sangat penting bagi kamu untuk menjalani kehidupan dengan batasan kemampuan diri sendiri, lebih menekankan keperluhan dibanding kesenangan, serta merencanakan penggunaan uang secara cerdas.
2. Menghiraukan anggaran yang sesuai
Bekerja tanpa adanya anggaran ibarat berlayar tanpa peta. Jika tidak memiliki pemahaman yang jelas mengenai pemasukan maupun pengeluaran, maka sangat rentan melakukan pemborosan dan melewatkan peluang untuk menyisihkan dana. Menyusun serta menjalankan anggaran dapat bermanfaat dalam memantau belanja, mengenali bagian-bagian yang perlu dipotong, serta memastikan target finansial tercapai.
3. Menyimpan hutang dengan bunga yang sangat besar
Memakai kartu kredit untuk belanja yang tidak perlu bisa menghasilkan hutang dengan bunga yang tinggi dan berkembang pesat. Hutang tersebut bisa mencapai jumlah yang sangat besar, hingga mempersulit kemampuan seseorang dalam menabung atau melakukan investasi.
Penting sekali untuk membayar hutang berbunga tinggi sesegera mungkin serta menghindari penggunaan kartu kredit untuk belanja yang tidak diperlukan. Di samping itu, banyak orang berlangganan layanan seperti situs penyedia film, anggota gym, atau aplikasi namun lupa menonaktifkannya. Pengeluaran rutin ini bisa berkembang secara diam-diam hingga menghabiskan uang Anda.
4. Pembelian impulsif
Kadang-kadang pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan, khususnya karena dorongan emosional atau promosi iklan, bisa segera membuat uang habis. Selain itu, secara terus menerus menambah koleksi pakaian atau alat elektronik agar sesuai trend bisa menyebabkan belanja berlebihan. Pakaian kekinian serta produk teknologi terkini biasanya dibanderol cukup mahal dan nilainya turun drastis dalam waktu singkat.
Melakukan penundaan sebelum membeli barang yang bukan merupakan kebutuhan mendesak memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kebutuhan serta konsekuensinya terhadap kondisi finansial. Kebiasaan ini bermanfaat dalam mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan.
5. Mengabaikan tabungan
Tidak mampu menyiapkan dana darurat atau tabungan untuk keperluan di masa mendatang bisa mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi, terlebih jika seseorang memiliki kecenderungan belanja berdasarkan impulsive. Di samping itu, memilih produk bermerek mahal cenderung membuat pengeluaran membengkak namun tidak sebanding dengan manfaatnya. Sering kali, barang generic atau merek ritel menawarkan mutu setara tetapi dengan harga yang jauh lebih rendah. Membuat dana darurat menjadi perlindungan saat situasi tak terduga datang. Melakukan tabungan rutin, meskipun hanya sedikit, lama kelamaan akan berkumpulkan dan menciptakan rasa aman secara finansial.
6. Terlalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
Melakukan pengeluaran rutin untuk aktivitas sosial, misalnya makan di luar rumah atau hiburan, bisa memberatkan anggaran keuangan. Layanan seperti aplikasi antar makanan, layanan carpooling, serta belanja di mini market biasanya dilengkapi dengan biaya tambahan dan peningkatan harga. Walaupun berkumpul dengan orang lain sangat penting, perlu ditemukan keseimbangan dan menggali pilihan-pilihan yang lebih murah.
Membatasi pengeluaran yang tidak penting membantu menjaga agar aktivitas sosial tidak merusak tujuan finansial.
7. Mencegah pemberian saran atau informasi keuangan
Tidak adanya pemahaman mengenai manajemen keuangan bisa berdampak pada pengambilan keputusan dalam mengatur dana secara tidak bijaksana. Menghabiskan waktu untuk belajar tentang anggaran, investasi, serta perencanaan finansial akan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan pilihan yang lebih baik. Membuka peluang menggunakan alat bantu seperti buku, seminar, maupun konsultan keuangan mampu menambah wawasan terkait literasi keuangan.
8. Menunda investasi
Menghindar dari pengambilan keputusan investasi terkadang disebabkan oleh rasa takut atau ketidaktahuan, hal ini bisa menyebabkan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial. Mulai lebih dini, meskipun hanya dengan modal sedikit, memberikan kemungkinan besar mendapatkan manfaat dari bunga berbunga. Menggunakan panduan dari pakar keuangan mampu menolong dalam merumuskan pilihan investasi yang sesuai.
9. Bergantung hanya pada satu sumber penghasilan saja
Bergantung hanya pada satu penghasilan memiliki risiko, khususnya di masa perekonomian melambat atau situasi ketidakstabilan pekerjaan. Menjajaki sumber penghasilan lain, misalnya usaha sambilan atau investasi, mampu menciptakan keamanan dalam hal keuangan. Mengembangkan beberapa jenis penghasilan menjaga dasar keuangan yang lebih kokoh.